gravatar

Antioksidan, Zat Ajaib Antipenuaan Dini

Zat antioksidan akhir-akhir ini semakin populer. Bukan di kalangan ilmuwan saja, awam pun kini semakin menyadari kehebatannya. Selain dikenal sebagai senjata ampuh untuk menangkal berbagai penyakit, antioksidan juga dipercaya bisa membuat awet muda. Sebenarnya apa sih antioksidan itu ?

Karena mengetahui kehebatan antioksidan, Santi rajin mengonsumsi jus wortel setiap hari. Tidak tanggung-tanggung, dalam sehari wortel yang dijus hingga berkilo-kilogram. Ini adalah upayanya mendapatkan antioksidan yang terkandung dalam betakaroten wortel. Sebulan kemudian, Santi tumbang. Ia masuk ke rumah sakit dan dideteksi mengalami kerusakan hati.

"Betul, aktioksidan itu dibutuhkan oleh tubuh. Tapi, segala sesuatu itu jangan terlalu berlebihan," kata Dr. Maria Immaculata Iwo, M.Si., Apt, dosen dan peneliti dari Sekolah Farmasi (School of Pharmacy) Institut Teknologi Bandung. Kejadian yang menimpa Santi adalah salah satu kasus yang diketahui Imma, demikian panggilan Dr. Maria.

Di kalangan perempuan, antioksidan menjadi terkenal karena khasiatnya yang mampu menghambat proses penuaan dini. Siapa sih orang yang tak ingin awet muda. Selain itu, berdasarkan penelitian ilmiah, antioksidan terbukti mampu menjadi penangkal berbagai penyakit degeneratif seperti jantung dan penyakit yang masih menjadi momok kaum perempuan yaitu kanker.

Berkaca dari pengalaman kakaknya yang terkena penyakit kanker payudara, Chairunnisa (44) mengaku semakin rajin mengonsumsi berbagai vitamin dan makanan yang diketahuinya mengandung antioksidan. "Terutama mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Dengan cara ini, saya berharap keluarga dan saya, bisa mencegah timbulnya kanker," kata Cairunnisa, ketika melihat betapa menyakitkannya saat kanker sudah menyerang kaumnya. Selain membunuh kakak perempuannya, kanker telah merenggut hidup seorang pembantu rumah tangga tetangganya. Pengetahuan tentang antioksidan diperolehnya, karena ia rajin membaca berbagai majalah.

Populernya, antioksidan tak lepas dari gencarnya iklan produsen vitamin maupun food suplement di berbagai media. Dalam salah satu iklan televisi, digambarkan betapa antioksidan dibutuhkan tubuh manusia. Seorang model membawakan iklan yang memberikan contoh gaya hidup tidak sehat dan lingkungan yang membuat tubuh memerlukan zat itu. Dalam iklan tersebut sang model digambarkan merokok, minum-minuman keras, mengonsumsi junk food, dan terkena paparan sinar utraviolet secara berlebihan. Akibat dari aktivitasnya itu, tubuh mengandung banyak radikal bebas, sehingga memerlukan antioksidan sebagai penangkapnya. Langkah pamungkas, iklan itu menyodorkan produk yang mengandung antioksidan.

**

Besarnya peran iklan, juga diakui distributor obatan-obatan di Bandung Ir. Tri Suhartanto. "Masyarakat mengetahui keberadaan antioksidan ini, memang dari gencarnya iklan. Ada juga yang tahu dari dokter yang pernah meresepkan tablet antioksidan, sebagai vitamin tambahan saat ia terserang suatu penyakit," ujar Tanto.

Peredaran food suplement yang mengandung antioksidan, menurut Tanto, semakin banyak sejak awal 1990-an. Kendati iklan pada saat itu tidak segencar sekarang, namun pengetahuan orang sudah semakin mendalam. Bahan bacaan yang mengupas manfaat antioksidan, mendorong orang mencari tahu dan mencari sumber-sumber antioksidan. Pengusaha umumnya memiliki penciuman bisnis yang tajam, segera mengemas antioksidan dalam bentuk ekstrak. "Di pasaran, jenis ini mencapai puluhan. Banyak di antaranya yang dijual secara bebas," kata Tanto.

Karena, dalam hitungan menit bahkan detik (iklan televisi atau radio) dan terbatasnya lahan (media cetak) informasi yang diterima masyarakat, ujung-ujungnya banyak masyarakat salah kaprah, mengonsumsi berbagai produk secara sembarangan bahkan berlebihan.

"Jangan kepancing iklan," kata Imma mengingatkan. Sebagai bahan panduan, Imma yang sering menjadi narasumber di media elektronik ini memberi latar belakang tentang apa dan mengapa antioksidan dibutuhkan tubuh manusia.

Dalam tubuh semua manusia terdapat radikal bebas, sebagai hasil sampingan dari proses pembentukan energi. Energi itu sendiri didapat lewat proses metabolisme dengan membakar (mengoksidasi) zat-zat makanan seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Zat-zat tersebut kemudian diubah atau dikonversikan menjadi senyawa pengikat energi (Adenosin Triphospat atau ATP) dengan bantuan oksigen. Pada proses oksidasi inilah, radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) jenis anion superoksida dan hidroksil radikal ikut terproduksi.

"Dalam jumlah tertentu radikal bebas dibutuhkan," kata Imma. Radikal bebas tersebut dibutuhkan sebagai bagian dari pertahanan tubuh. Salah satu contoh, radikal bebas bisa membantu sel darah putih atau lekosit untuk menghancurkan atau memakan kuman yang masuk ke dalam tubuh.

Namun, pada kenyataannya radikal bebas sering tercipta melebihi kebutuhan tubuh. Selain tercipta karena proses metabolisme, radikal bebas terbentuk akibat lingkungan dan gaya hidup. Bisa disebut radikal bebas terjadi pada setiap kejadian yang berkaitan dengan api atau pembakaran seperti polusi akibat pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, merokok, dan paparan sinar ultraviolet yang terus-menerus.

Ketika radikal bebas ada dalam tubuh terlalu banyak, perannya berubah menjadi jahat atau destruktif (merusak). "Radikal bebas kerap disebut sebagai elektron sunyi, karena tidak lengkap pasangan elektronnya. Seperti seseorang yang tidak bisa hidup sendiri, ia akan mencari terus pasangannya," ujar Imma.

Namun, sayangnya radikal bebas melakukannya secara liar dan radikal. Sang preman ini tidak sungkan-sungkan merebut elektron dari molekul lainnya, juga tanpa pilih-pilih sasaran. Molekul sel lain yang elektronnya dirampas oleh radikal bebas akan merana dan rusak. Molekul itu di antaranya molekul makro pembentuk sel yaitu protein, karbohidrat (polisakrida), lemak, dan DNA (doxyribo nucleid acid).

Aksi sang preman ini menimbulkan reaksi berantai, yang menyebabkan radikal bebas tercipta kian banyak. Akibatnya, sel akan rusak dan bisa bermutasi. Itulah yang menjadi penyebab berbagai penyakit degeneratif atau kanker yang ditakuti kaum perempuan.

Dalam proses penuaan dini, radikal bebas berperan sangat besar. Ia bebas merusak senyawa lemak pada membran sel. Jika ini yang terjadi, kulit kehilangan rigor atau ketegangannya, efeknya pada kulit manusia adalah munculnya apa yang kita kenal sebagai keriput.

**

Bak dalam film, ada peran jahat maka ada pula sang jagoan atau pahlawan yang mampu melumpuhkan sang penjahat. Sang jagoan inilah yang dikenal sebagai antioksidan. Menurut Imma, ada tiga macam antioksidan dilihat dari fungsinya yaitu primer, sekunder, dan tersier. Fungsi primer yaitu antioksidan berperan mencegah pembentukan radikal bebas yang baru dan melindungi tubuh kita dari rusaknya sel-sel akibat radikal bebas tersebut. Pada fase ini antioksidan mencegah tahap inisiasi.

Fungsi sekunder yaitu menangkap radikal bebas yang sudah terbentuk dan mencegah terjadinya reaksi yang berlanjut atau mencegah tahap prograsi. Pada tahap ini radikal bebas sudah merusak sel dan terjadi pembentukan berantai. Antioksidan akan maju dan memutus rantai tersebut. Sedangkan fungsi tersier adalah memperbaiki kerusakan yang sudah telanjur terjadi.

Intinya, antioksidan menyediakan dirinya sebagai pasangan pelengkap radikal bebas. Dengan demikian, ia menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas. Ia juga menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas.

Sedangkan dari segi ketersediaan, Imma mengatakan, terdapat dua cara dalam menghasilkan antioksidan yaitu secara eksogen (dari luar tubuh) dan endogen (dari dalam tubuh).

"Dari luar tubuh, antioksidan kita peroleh melalui makanan dan minuman yang mengandung vitamin C, E, atau betakaroten, " jelas Imma.

Dalam bentuk ekstrak, toko obat dan apotik menyediakan antioksidan dalam bentuk vitamin, mineral, dan fitokimia. "Biasanya berupa tablet," kata Tanto. Beberapa antioksidan yang sudah terkenal di masyarakat adalah yaitu vitamin C, vitamin E, beta karoten, selenium (Se), dan cuprum (Cu).

Kuasa Tuhan dibuktikan pula dengan kemampuan tubuh memproduksi sendiri zat antioksidan. Inilah yang disebut sebagai endogen. Dalam tubuh antioksidan diproduksi dalam bentuk enzim yaitu superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH Px), dan katalase.

Namun, sama juga seperti radikal bebas, senyawa antioksidan ini diperlukan juga hanya dalam jumlah tertentu. "Tubuh kita mempunyai kemampuan mekanisme yang kita kenal sebagai homeopathy, yaitu keseimbangan antara produksi dan sistem pengurai," kata Imma. Jadi, jika tubuh dalam keadaan dan aktivitas normal, asupan makanan yang seimbang membuat kita tak perlu tambahan segala macam suplemen.

Kapan tubuh memerlukan tambahan antioksidan dari luar menurut Imma sangat kasuistis. Namun, secara kasat mata orang bisa mengenali dirinya sendiri kapan ia butuh vitamin atau mineral tersebut. Misalnya, ia memiliki aktivitas yang luar biasa tinggi atau sering terkena paparan matahari seperti polisi jalan raya.

Menurut Imma, sebenarnya ada juga alarm tubuh yang menandakan kita memerlukan zat tambahan antioksidan.

"Misalnya, kalau badan merasa lemas atau menguap terus-menerus. Ini bisa menjadi indikasi tubuh sudah memerlukan tambahannya," kata Imma.

Karena pengaruh lingkungan yang semakin tidak sehat, banyak orang merasa memerlukan tambahan antioksidan dan memutuskan mengonsumsi antioksidan dalam bentuk tablet. Kalaupun akan mengonsumsi vitamin, mineral, maupun food suplement, Imma menegaskan agar orang berpegangan pada produk yang sudah mendapat legalisasi dari pemerintah.

Namun, jika kita mengikuti pola makan sehat, cadangan antioksidan dalam tubuh sudah cukup untuk melawan penyakit dan penuaan dini. Pola makan sehat di antaranya banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar.

"Cara kerja antioksidan itu akan lebih efektif jika dikombinasi. Sebab, jika makan buah misalnya, lebih bagus makan dua atau tiga jenis sekaligus," kata Imma yang mengakui cara ini mungkin akan mendapat hambatan dari segi biaya. Tetapi, Imma menyodorkan solusi lain. Mengonsumsi buah yang mengandung berbagai jenis antioksidan dengan cara murah bisa dengan cara makan rujak. "Berbagai buah-buahan dalam rujak mengandung pula berbagai jenis antioksidan," kata Imma tentang makanan favorit kaum perempuan ini. (Uci Anwar)***